Filantropi Digital Meningkat Tajam: Generasi Muda Jadi Motor Zakat dan Sedekah Era Baru
Tim Redaksi Walisongo, Kamis, 5 Juni 2025 00:52 WIB

Jakarta, Walisongo.net – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan media sosial, muncul fenomena yang membanggakan: generasi muda kini menjadi motor utama gerakan filantropi Islam di Indonesia. Mulai dari zakat, infaq, sedekah, hingga wakaf, kini bergerak melalui platform digital yang lebih cepat, transparan, dan menjangkau luas.
Lembaga-lembaga seperti BMW (Baitul Mal Walisongo), Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan LAZISNU melaporkan peningkatan signifikan dalam penerimaan dana dari kanal digital selama dua tahun terakhir. Sebagian besar donatur berasal dari kalangan milenial dan Gen Z, yang tergerak membantu tanpa harus menunggu kaya.
“Dulu orang menunggu harta berlimpah untuk bersedekah. Sekarang, anak muda cukup dengan Rp5.000 dan niat tulus. Klik — dan pahala mengalir,” ujar Ustaz Muhammad Fathoni, pegiat filantropi digital dari Walisongo Peduli.
Instagram, TikTok, dan QRIS: Sarana Sedekah Zaman Now
Berbagai kampanye sedekah harian kini mudah ditemukan di TikTok, Instagram, hingga WhatsApp. Narasi-narasi singkat tentang keluarga miskin, anak yatim, korban bencana, atau pembangunan pesantren mampu menggerakkan ribuan orang hanya dalam hitungan jam.
Penggunaan QRIS dan transfer otomatis membuat kegiatan donasi tidak lagi rumit. Bahkan kini banyak santri dan aktivis dakwah yang menjadi content creator amal — menyuarakan kebutuhan ummat dan menyalurkan bantuan secara langsung ke pelosok negeri.
Menghidupkan Semangat Derma Sahabat Nabi
Fenomena ini mengingatkan pada semangat generasi awal Islam. Seperti Sayyidina Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf, para dermawan muda kini berbagi tanpa ragu dan tanpa pamrih, bukan untuk citra, tapi sebagai wujud iman dan cinta pada sesama.
“Filantropi Islam bukan hanya soal uang, tapi wujud nyata dari keimanan. Sedekah itu bukti cinta,” kata KH. Munawwir Al-Qosimi, pengasuh Pesantren Sunan Drajat al-Qosimiyyah.
BMW Walisongo: Sinergi Dakwah dan Kemanusiaan
Sebagai bagian dari Jam’iyyah Walisongo Nusantara, BMW (Baitul Mal Walisongo) menjadi pionir dalam mengintegrasikan filantropi, dakwah, dan penguatan ekonomi umat. Program-program seperti Sedekah Subuh, Beasiswa Santri Yatim, hingga Wakaf Produktif Tanah Dakwah kini bisa diakses secara daring melalui situs dan kanal media sosial.
BMW mendorong konsep “Derma dari Rumah”: siapa pun bisa berdonasi tanpa harus datang ke kantor atau menunggu momen besar.
Ajakan: Jadi Dermawan Hari Ini, Jangan Tunda Esok
Walisongo.net mengajak seluruh umat Islam, khususnya generasi muda, untuk menjadikan berbagi sebagai gaya hidup Islami. Tak perlu besar, tapi rutin. Tak perlu menunggu lapang, cukup niat dan semangat.
“Sedekah itu tidak membuat miskin. Bahkan Rasulullah bersabda, ‘Hartamu yang sesungguhnya adalah yang kau berikan.’” – (HR. Muslim)
Mari bersedekah hari ini, agar hidup diberkahi, ummat diberdayakan, dan dunia menjadi tempat yang lebih manusiawi.
Efek Domino: Dari Klik Sedekah ke Perubahan Sosial
Efek dari gerakan filantropi digital ini tidak hanya berdampak pada penerima bantuan. Kultur berbagi yang ditanamkan sejak muda menciptakan masyarakat yang lebih empatik, sadar sosial, dan peduli sesama. Banyak komunitas yang tumbuh dari inisiatif amal daring: gerakan ngaji sambil sedekah, komunitas santri peduli dhuafa, hingga relawan digital untuk kemanusiaan.
Kata Kunci: Amanah dan Transparansi
Namun, semangat filantropi ini juga menuntut akuntabilitas tinggi dari lembaga-lembaga pengelola dana. Transparansi laporan, bukti penyaluran, hingga keterbukaan komunikasi menjadi syarat mutlak. Tanpa itu, kepercayaan bisa hilang dan semangat donasi bisa meredup.
BMW Walisongo menegaskan komitmennya dalam menjaga amanah umat. “Setiap rupiah yang masuk, kami catat, kami laporkan, dan kami salurkan seutuhnya. Karena ini bukan uang biasa, ini titipan akhirat,” ujar Ustaz Fadhlan Arif, Ketua Divisi Audit dan Penyaluran BMW.
Dari Walisongo untuk Dunia: Filantropi Adalah Dakwah
Mengutip semangat Walisongo, yang dahulu menyebarkan Islam dengan akhlak dan pengabdian, gerakan filantropi kini menjadi jalur dakwah modern yang menyentuh hati. Lewat sedekah, kita memperkenalkan Islam bukan dengan debat, tapi dengan kasih sayang.
“Jangan tunggu sempurna untuk berbagi. Karena bisa jadi, dari satu sedekahmu hari ini, Allah beri jalan keluar bukan hanya untuk orang lain — tapi juga untuk hidupmu.” Kata Buya Munawwir al-Qosimi, pendiri Jam’iyyah Walisongo Nusantara, JAWARA