Menguak Rahasia Hari: Pelajaran Berharga dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Tim Redaksi Walisongo, Senin, 9 Juni 2025 23:23 WIB

Pernahkah terlintas di benak kita, mengapa ada hari baik dan ada hari yang terasa kurang beruntung? Atau mengapa ada hari-hari tertentu yang terasa lebih berkah untuk aktivitas spesifik? Ternyata, jauh sebelum kita mengenal konsep “hari baik” dalam kalender modern, seorang ulama besar dan waliyullah, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, telah mengulas secara mendalam rahasia dan keutamaan hari-hari dalam seminggu.

Dalam karyanya yang monumental, Kitab Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqqi ‘Azza wa Jalla (Bekal bagi Pencari Jalan Kebenaran Yang Maha Agung lagi Maha Perkasa), beliau menjelaskan berbagai kejadian penting dan amalan yang dianjurkan berdasarkan hari-hari. Penjelasan ini bersumber dari hadis-hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan riwayat para sahabat. Mari kita telusuri hikmah di baliknya!

Hari Penciptaan: Mengenal Jejak Allah di Setiap Hari

Salah satu riwayat menarik yang disampaikan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah tentang proses penciptaan alam semesta dan Adam ‘alaihis salam. Beliau mengutip hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “خَلَقَ اللَّهُ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ  وَخَلَقَ الشَّجَرَ فِيهَا يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وَخَلَقَ الْخَيْرَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ  وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ الْعَصْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ آخِرَ خَلْقٍ فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Allah Ta’ala menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung-gunung padanya pada hari Ahad, menciptakan pepohonan pada hari Senin, menciptakan hal yang dibenci pada hari Selasa, menciptakan kebaikan pada hari Rabu, menyebarkan binatang melata padanya pada hari Kamis, dan menciptakan Adam ‘alaihis salam setelah Ashar pada hari Jumat, sebagai ciptaan terakhir pada saat terakhir dari jam-jam Jumat, antara Ashar hingga malam.”

Riwayat ini memberikan kita gambaran tentang kekuasaan dan ketelitian Allah dalam menciptakan segala sesuatu. Setiap hari memiliki “tanda” penciptaan-Nya, mengingatkan kita akan kebesaran-Nya.

Karakteristik Hari: Memahami Makna di Balik Setiap Tanggal

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga mengutip riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang menjelaskan karakteristik unik setiap hari berdasarkan peristiwa bersejarah dan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

  • Sabtu: Hari Tipu Daya dan Pengkhianatan

 قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: “يَوْمُ السَّبْتِ يَوْمُ مَكْرٍ وَخَدِيعَةٍ وَسُمِّيَ بِذَلِكَ لِأَنَّ قُرَيْشًا تَآمَرَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَارِ النَّدْوَةِ.”

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Hari Sabtu adalah hari tipu daya dan pengkhianatan. Dinamakan demikian karena kaum Quraisy bersekongkol melawan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di Darun Nadwah pada hari itu.” Ini jadi pengingat untuk senantiasa waspada dan memohon perlindungan dari tipu daya.

  • Ahad: Hari Menanam dan Membangun.

وَيَوْمُ الْأَحَدِ يَوْمُ غَرْسٍ وَبِنَاءٍ وَهُوَ أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ الدُّنْيَا وَبَنَاهَا

Dan hari Ahad adalah hari menanam dan membangun, dan pada hari itu adalah awal mula Allah menciptakan dunia dan membangunnya.” Cocok untuk memulai proyek baru atau menanam kebaikan.

  • Senin: Hari Perjalanan dan Perdagangan.

 “وَيَوْمُ الِاثْنَيْنِ يَوْمُ سَفَرٍ وَتِجَارَةٍ  سَافَرَ فِيهِ نَبِيُّ اللَّهِ شُعَيْبٌ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَاتَّجَرَ

 “Dan hari Senin adalah hari perjalanan dan perdagangan. Nabi Syu’aib ‘alaihis salam melakukan perjalanan dan berdagang pada hari ini.” Ini bisa jadi motivasi untuk melakukan perjalanan yang bermanfaat atau memulai usaha.

  • Selasa: Hari Darah.

“وَيَوْمُ الثُّلَاثَاءِ يَوْمُ الدَّمِ، حَاضَتْ فِيهِ حَوَّاءُ وَقَتَلَ ابْنُ آدَمَ أَخَاهُ فِيهِ

“Dan hari Selasa adalah hari darah. Siti Hawa mengalami haid pada hari itu, dan putra Adam membunuh saudaranya pada hari itu.” Ada pelajaran tentang takdir dan ujian yang menyertai kehidupan.

  • Rabu: Hari Nahas dan Kesialan.

 “وَيَوْمُ الْأَرْبِعَاءِ يَوْمُ نَحْسٍ وَشُؤْمٍ، غَرِقَ فِيهِ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ، وَهَلَكَ فِيهِ قَوْمُ عَادٍ وَثَمُود

“Dan hari Rabu adalah hari nahas dan kesialan. Pada hari ini Firaun dan kaumnya ditenggelamkan, serta kaum Ad dan Tsamud dibinasakan pada hari ini.” Ini mengingatkan kita akan bahaya kesombongan dan kekufuran.

  • Kamis: Hari Penunaian Hajat dan Bertemu Penguasa.

وَيَوْمُ الْخَمِيسِ يَوْمُ قَضَاءِ الْحَوَائِجِ وَلِقَاءِ السُّلْطَانِ لَقِيَ فِيهِ نَبِيُّ اللَّهِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ نَمْرُودَ وَقُضِيَتْ حَاجَتُهُ

Dan hari Kamis adalah hari penunaian hajat dan bertemu penguasa. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam menemui Namrud dan hajatnya terpenuhi pada hari ini.” Ini bisa jadi momen baik untuk menyelesaikan urusan penting atau menyampaikan aspirasi.

  • Jumat: Hari Khotbah dan Pernikahan.

وَيَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمُ خُطْبَةٍ وَتَزْوِيجٍ زُوِّجَ فِيهِ كَثِيرٌ مِنَ الْأَنْبِيَاء

“Dan hari Jumat adalah hari khotbah dan pernikahan. Banyak dari para Nabi menikah pada hari ini.” Tentu, ini menguatkan posisi Jumat sebagai hari berkah untuk ibadah dan momen sakral seperti pernikahan.

Amalan Pilihan di Hari-Hari Tertentu

Selain karakteristik di atas, Kitab Al-Ghunyah juga memuat beberapa anjuran amalan yang bisa kita praktikkan:

  • Puasa Senin dan Kamis:

 “إِنَّ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ تُفْتَحُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ.”

 “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan hari Kamis, maka diampuni setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seseorang yang di antara dia dan saudaranya ada permusuhan.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدَعُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ لِأَنَّ الْأَعْمَالَ تُعْرَضُ فِيهِمَا.”

“Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada hari Senin dan Kamis, karena amal perbuatan dipaparkan pada kedua hari tersebut.” Ini adalah kesempatan emas untuk memohon ampunan dan membersihkan diri.

  • Puasa Rabu, Kamis, Jumat:

“مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مُتَتَابِعَةً: الْأَرْبِعَاءَ وَالْخَمِيسَ وَالْجُمُعَةَ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ مِنْ جَوْهَرٍ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ.”

Terjemahan: “Barang siapa yang berpuasa tiga hari berturut-turut: Rabu, Kamis, dan Jumat, niscaya Allah akan membangunkan istana di surga dari permata dan membebaskannya dari api neraka.” Sungguh pahala yang luar biasa!

  • Puasa Kamis, Jumat, Sabtu di Bulan Haram:

مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنَ الْحُرُمِ: الْخَمِيسَ وَالْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ كُتِبَ لَهُ عِبَادَةُ تِسْعِمِائَةِ سَنَةٍ.”

“Barang siapa yang berpuasa tiga hari dari bulan-bulan haram: Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka akan ditulis baginya pahala ibadah sembilan ratus tahun.” (Bulan Haram adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab).

  • Berbekam pada Hari Selasa (Tanggal 17):

الْحِجَامَةُ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ لِسَبْعَةَ عَشَرَ تُذْهِبُ دَاءَ سَنَةٍ.

 “Berbekam pada hari Selasa tanggal tujuh belas dapat menghilangkan penyakit selama setahun.” Ini menunjukkan perhatian Islam terhadap kesehatan dan waktu yang tepat untuk melakukan pengobatan.

Keistimewaan Jumat: Hari Agung Milik Allah dan Umat Muhammad

Dan puncaknya adalah hari Jumat. Meskipun setiap hari memiliki kekhasan, hari Jumat memiliki tempat tersendiri. Dikatakan bahwa hari ini adalah milik Allah ‘Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

يَا مُحَمَّدُ الْجُمُعَةُ لِي وَالْجَنَّةُ لِي فَقَدْ جَعَلْتُ الْجُمُعَةَ لِأُمَّتِكَ وَالْجَنَّةَ مَعَهَا وَأَنَا مَعَ الْجُمُعَةِ وَالْجَنَّةِ لِأُمَّتِكَ.”

“Wahai Muhammad, Jumat adalah milik-Ku dan Surga adalah milik-Ku. Maka Aku berikan Jumat kepada umatmu dan Surga bersamanya, dan Aku bersama Jumat dan Surga untuk umatmu.”

Ini adalah karunia terbesar bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Hari Jumat bukan hanya tentang shalat Jumat, tetapi juga tentang keberkahan yang Allah limpahkan khusus untuk kita, umat terakhir.

Kesimpulan

Melalui warisan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghunyah, kita diajarkan untuk tidak memandang hari-hari secara biasa saja. Setiap hari adalah anugerah dan mengandung potensi kebaikan atau peringatan. Dengan memahami rahasia di balik setiap hari, kita bisa lebih bijak dalam menjalani hidup, mengoptimalkan waktu untuk beribadah, berinteraksi, dan meraih keberkahan.

Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari khazanah ilmu ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sharing is Caring